Baca juga:
1. Bulan ke-3 sampai bulan ke-6
Pada fase ini, anak mulai belajar bagaimana orang berbicara dari satu orang ke orang lainnya dan kita perlu berperan sebagai orang yang aktif untuk mengajaknya berbicara sehingga mereka juga semakin terdorong untuk meniru apa yang kita ucapkan walau sedikit demi sedikit. Untuk mendorong anak bicara pada fase ini cukup mudah, yaitu mengajarkan kata-kata dasar pada mereka seperti “ma”, “pa”, “da”, dan lain-lain. Tidak lupa juga kita menciptakan suasana bermain yang postif sehingga anak mulai menirukan kita dan ketika mereka memulainya, kita bisa mengucapkan kata itu berkali-kali hingga anak lancar mengucapkannya atau lelah untuk menirukan kosa kata pada hari itu. Huruf B, D, dan M adalah huruf yang paling mudah untuk diucapkan pada fase ini dan lama kelamaan mereka akan semakin jelas mengucapkannya.
2. Bulan ke-6 sampai bulan ke-9
Pada fase ini, anak akan mulai bermain dengan suara dan mulai bisa melafalkan beberapa kosa kata, seperti “baba”, “mama”, “papa”, dan lain-lain. Anak juga sudah mengetahui nada bicara seseorang dan mereka tidak akan senang apabila mendengar nada suara yang marah. Pada fase ini, kita mulai bisa mengajarinya bermain cilukba, memberitahu namanya, dan mengajarkan di mana letak suatu benda sehingga anak sudah mengerti tentang arah.
3. Bulan ke-9 sampai bulan ke-12
Pada fase ini, anak mulai mengerti beberapa arti dari kata tertentu, seperti dia mulai merespon ketika kita mengucapkan kata “tidak” yang berarti tidak boleh untuk dilakukan. Anak juga sudah mulai mengerti bagaimana menunjukkan suatu benda dan mengeluarkan suara ketika menunjuknya. Selain itu, anak akan lebih menggunakan gestur tubuhnya untuk menunjukkan apa yang dia inginkan, seperti mengangkat tangannya ketika ingin digendong, menunjuk benda tertentu apa yang ingin dia mainkan, atau melambaikan tangan ketika ada seseorang yang pergi dari rumah.
(Baca Juga: Cara Mendapatkan Uang di Internet untuk Pelajar , Suku dengan Wanita Tercantik di Dunia)
4. Bulan ke-12 sampai bulan ke-15
Pada fase ini, anak sudah bisa mengucapkan satu kosa kata secara berulang-ulang, untuk menunjukkan suatu barang, seperti: “bobo” untuk boneka, “juju” untuk jus, “tata” untuk tangan, dan lain-lain. Anak juga cenderung sudah bisa mengucapkan dua kosa kata secara berulang-ulang atau setidaknya sudah memahami 25 kosa kata – atau lebih. Anak juga sudah mulai memahami ketika meminta satu barang pada merereka untuk memberikannya pad akita atau setidaknya anak sudah bisa menjelaskan tentang letak barang yang mereka inginkan.
Selain itu, kita juga sudah bisa meminta anak untuk memberi nama-nama barang kesukaannya sehingga mereka lebih mudah untuk mengingatnya dan mengucapkannya. Kita juga bisa mengajarkan nama-nama hewan melalui buku bergambar yang pastinya meningkatkan antusias anak untuk belajar kosakata baru. Lebih lanjut, kita bisa memberikan suatu pilihan pada anak untuk memilih barang mana yang mereka suka (contoh: warna atau bentuk benda tertentu) yang akan mendorong anak untuk menjelaskan lebih jauh kenapa mereka menginginkan barang tersebut. Terakhir, kita sudah bisa mengajarkan beberapa kalimat sederhana pada anak sehingga mereka juga akan semakin termotivasi untuk berbicara, seperti anak yang mengucapkan kata “baju” dan kita menambahkannya dengan “baju baru merah”.
[AdSense-B]
5. Bulan ke-15 sampai bulan ke-18
Pada fase ini, anak akan lebih menggunakan gestur tubuh dan tentu saja kosa kata yang mereka kuasai semakin bertambah. Selain itu, anak juga sudah lebih mampu untuk mengungkapkan keinginannya yang pastinya lebih jelas, seperti menggandeng kita dan berjalan menuju dapur lalu mengucapkan “kue”. Ketika anak sudah berada pada fase ini, kita bisa mengajarkan tentang cara mengucapkan bagian-bagian tubuh mereka, bermain petak umpet, atau mulai mengajarkan arti “maaf” dan “terima kasih” yang tentu saja bermanfaat untuk percakapan mereka kelak.
Baca juga:
6. Bulan ke-18 sampai 2 tahun
Fase ini merupakan fase di mana perkembangan bahasa anak lebih cepat daripada fase-fase sebelumnya dan anak mulai mampu untuk menyambungkan dua kosa kata dan memahami betul makna dari kata yang mereka ucapkan. Pada fase ini, kita bisa meminta anak untuk membantu kita melakukan sesuatu sehingga mereka untuk mengambil atau meletakkan barang pada tempat tertentu yang jaraknya cukup jauh dengan mereka. Selain itu, fase ini merupakan fase yang tepat untuk mulai mengajarkan anak bagaimana cara menyanyi secara dasar atau mengajak anak untuk membaca buku cerita bersama dengan menanyakan benda-benda yang terdapat di dalamnya dan memastikan betul jika mereka paham mengenai apa yang ada di dalam buku tersebut. Pada fase ini kita juga sudah bisa meminta anak untuk bermain dengan temannya serta berkomunikasi dengan mereka atau bermain rumah-rumahan, berpura-pura telepon, memberi makan hewan atau lainnya yang pastinya membutuhkan banyak dialog di dalamnya.
Baca juga:
7. Usia 2-3 tahun
Fase ini merupakan tahap di mana kemampuan anak untuk berbahasa benar-benar meningkat secara pesat dan mereka sudah mampu untuk membuat satu kalimat sederhana dan mengandung arti, seperti “mama sedang keluar rumah”, “papa ke kantor”, dan lain-lain. Anak pun juga sudah bisa menjawab beberapa pertanyaan mudah, seperti “di mana bonekamu?”, “jam berapa kamu akan bermain?” dan lain-lain. Selain itu, anak akan semakin sering bermain dengan imajinasinya dan bercerita dengan orang-orang di sekitarnya tentang hal-hal yang diinginkan atau hal di masa mendatang.
Untuk membuat anak dapat berbicara semakin jelas dan lancar, kita bisa mengajarkan anak tentang nama mereka, mengajarkan bentuk-ukuran-atau jumlah dengan langsung memberinya contoh sehingga anak lebih mudah paham dan terekam dengan baik dalam memori mereka. Cara lainnya yang bisa kita coba adalah dengan memberikan anak beberapa pertanyaan terbuka sehingga anak semakin tertarik untuk berbicara, seperti “Apa yang kamu inginkan ketika ibu sudah pulang dari pasar?” atau “Hari Minggu ayah akan mengajak kita pergi. Ada tempat yang kamu inginkan?”dan lain-lain.
Bukan saja hanya mengajaknya bermain, kita bisa mendorong anak untuk semakin berbicara dengan melibatkan buku cerita. Kali ini bukan saja hanya menunjuk dengan tepat barang-barang yang kita minta, namun juga menceritakan ending dari cerita tersebut yang berarti mengembangkan imajinasi anak serta meningkatkan memori anak dalam mengingat beberapa kosa kata. Selain itu, kita juga bisa mengajak anak bernyanyi lagu-lagu sederhana yang pastinya mudah untuk diingat anak.
Setelah kita membahas beberapa tahap fase perkembangan anak dan beberapa cara yang bisa kita lakukan pada fase-fase tersebut, selanjutnya kita akan membahas cara untuk mendorong anak agar mau lebih berbicara dengan cara yang umum – alias sudah bisa diterapkan pada usia anak berapapun. Cukup menarik bukan? Kira-kira apa saja ya yang bisa kita lakukan? Daripada penasaran, yuk kita simak yang satu ini!
1. Berbicara dengan anak seintens mungkin
Cara pertama untuk mendorong anak semakin cepat berbicara adalah dengan mengajaknya bicara secara rutin. Ketika mereka sudah mengucapkan satu atau dua patah kata, maka kita bisa mendorong mereka untuk berbicara lebih, seperti “ya itu bola, bola merah, melompat ke sana ke mari”. Ketika kita mengucapkan satu kalimat yang panjang, anak akan berusaha untuk mengerti arti dalam kalimat tersebut dan berusaha untuk menirukannya.
Baca juga:
2. Mendengarkan anak
Seperti layaknya orang dewasa, anak juga butuh untuk didengarkan kita dengan seksama sehingga mereka lebih merasa diperhatikan dan akan lebih tertarik untuk berbicara. Pada cara ini, kita perlu untuk mendengarkan mereka untuk berbicara walau lafalnya belum terlalu jelas, saat mereka menyanyi, atau bahkan hanya menggumam. Di saat kita mendengarkan mereka, kita juga bisa memberi tahu pelafalan mana yang kurang jelas dan kurang benar dan tidak memotong pembicaraan mereka sehingga mereka tidak sakit hati dengan apa yang kita lakukan.
[AdSense-A]
3. Bersikap atraktif
Menggunakan banyak nada dan mimik muka yang ekspresif adalah salah satu cara yang tepat dalam mendorong anak untuk terus berbicara. Selain itu, kita juga bisa menggunakan gerakan tangan untuk semakin menarik perhatian anak dan anak paham bahwa kita memberi perhatian yang tidak sedikit terhadap mereka. Saat kita mulai antusias untuk berbicara, kita sebaiknya tidak memotong pembicaraan mereka sehingga mereka tetap antusias untuk mengungkapkan pendapatnya.
4. Membatasi waktu menonton televisi
Menonton televisi merupakan pilihan yang tepat untuk hiburan, namun berbagai acara di televisi (sekalipun acara anak-anak) juga hanya mengajarkan konsep melafalkan huruf, menghitung, atau konsep bentuk dan tidak terlalu atraktif sehingga anak akan mudah bosan. Peran kita sebagai orangtua di sini lah penting untuk selalu mengajak anak berinteraksi, dan bukan hanya kita saja namun juga anggota keluarga lainnya atau bahkan tetangga.
Baca juga:
5. Memberikan timbal balik
Adanya timbal balik terhadap apa yang diucapkan anak akan membuat mereka lebih antusias untuk berbicara karena mereka didengarkan dan diperhatikan. Kita sebaiknya juga tidak memberi tahu kesalahan anak secara berulang-ulang ketika mereka salah melafalkan kosa kata karena hal ini justru membuat anak takut dan tidak nyaman untuk berbicara. Sebaliknya, kita bisa mengelus-elus kepala anak ketika mereka mampu mengucapkan satu kosa kata atau kalimat sederhana dengan benar.
6. Memberi contoh
Terkadang anak mengalami kesulitan memahami sesuatu karena kalimat yang terlalu kompeks atau kita yang terlalu cepat mendorong anak untuk memahami kata-kata. Nah di sini, kita bisa membantu pemahaman anak dengan cara menunjukkan barang yang kita maksud, seperti “ini caranya melepas kaos kaki” atau dengan memberikan mereka makan siang dan menjelaskan bahwa ini makan siang mereka.
Baca juga:
7. Mengajaknya berjalan-jalan
Cara ini merupakan cara yang tepat untuk membuat anak berbicara karena mereka menemukan berbagai hal baru dan penasaran dengan nama-nama dari hal baru tersebut. Selain mempelajari hal baru, mengajaknya berjalan-jalan membuatnya bertemu dengan orang baru dan hal tersebut juga meningkatkan keberaniannya untuk berbicara dan akan semakin bagus apabila kita menemukan teman sebaya untuk mereka.
8. Bermain bersama anak
Membuat kegiatan belajar menjadi menyenangkan adalah salah satu hal yang dibutuhkan anak agar mereka tidak cepat bosan dan tidak merasa bahwa mereka sedang belajar. Kegiatan bermain ini bisa bervariasi, mulai dari bermain boneka, rumah-rumahan, ataupun membaca buku cerita. Membiarkan anak memilih permainan apa yang mereka suka pada hari itu akan meningkatkan kesempatan bagi anak untuk berbicara dan mempelajari kata-kata baru. Kita juga bisa lebih eskpresif dalam kegiatan ini dengan permainan yang membutuhkan perhatian anak, seperti: bermain dengan tepuk tangan (kita membuat ritme tepuk tangan dan menunggu anak untuk menirunya), membuat suara hewan dan meminta anak untuk menirunya, dan lain-lain.
9. Merekam anak dengan video
Cara ini adalah cara yang tepat untuk mendorong anak berbicara dengan cepat karena anak cenderung suka beraksi di depan kamera. Kita bisa meminta anak untuk bermain peran atau apapun yang mereka suka dan menjelaskan bahwa mereka akan direkam sehingga mereka akan menjadi lebih antusias.
Baca juga:
10. Bermain sambung kata
Cara terakhir agar anak cepat bicara adalah dengan permainan sambung kata, dan tidak dapat dipungkiri jika permainan ini membuat anak menguasai kosa kata lebih cepat karena awal kata biasa berasal dari benda-benda di sekelilingnya. Apabila anak tidak bisa menyebutkan benda tertentu, sebaiknya kita menjelaskan tentang nama benda tersebut dan menjelaskan fungsinya dan justru bukan memarahinya.
Nah itu tadi adalah beberapa cara yang bisa kita terapkan dengan anak kita. Kita bisa menerapkan beberapa cara ini secara bersamaan atau satu persatu. Cara yang mudah dan efektif bukan? 🙂
Percaya atau tidak, zodiak sedikit banyak mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Mulai dari sifat,…
Wanita berzodiak aries umumnya memiliki beberapa kelebihan yang patut dibanggakan. Kelebihan wanita aries, di antaranya…
Melahirkan merupakan salah satu momen dalam kehidupan seorang wanita yang sangat menakjubkan. Melahirkan tak hanya…
Kesehatan dalam semua aspek harus menjadi yang utama. Apalagi jika menyangkut permasalahan kehidupan seksual. Sering…
Kentang merupakan salah satu hasil pertanian yang tumbuh subur dan melimpah di Indonesia. Kentang juga…
Di tengah maraknya aksi boikot terhadap beberapa merk terkenal, termasuk merk untuk produk-produk kecantikan, sudah…