Terlahir di negara yang memiliki keberagaman suku, etnis, dan hal lain yang berbeda membuat orang harus mempunyai sifat menerima perbedaan tersebut. Sifat itu disebut toleransi. Artian lengkapnya adalah sebuah sikap saling menghormati dan menghargai antar individu maupun kelompok dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya.
Sehingga sifat buruk seperti tindakan diskriminasi yang mengarah pada tindakan mengolok, menggertak hingga mengancam keberadaan individu atau kelompok yang berbeda.
Maka tindakan toleransi menjadi unsur terpenting dalam bermasyarakat. Tentunya sikap ini harus ditanamkan sejak dini sebagai bentuk tanggung jawab ibu terhadap anak. Bagi Anda yang baru dan sudah mempunyai anak, berikut kiat jitu menanamkan sifat toleransi pada anak:
- Memahami Diri Sendiri
Toleransi harus dimulai dengan terhadap diri sendiri. Pertumbuhan anak akan lamban laun memunculkan perbedaan dirinya dengan orang lain. Memberitahu tentang perbedaan yang terdapat dalam dirinya, membuat anak akan bisa memahami dan menerimanya.
Maka tahap awal dalam mengajari sikap toleransi adalah penerimaan terhadap apa yang ada dalam dirinya. Ibu juga yang menjadi contoh dengan cara menjadi ibu teladan melalui menerapkan toleransi dalam keseharian.
- Menanamkan Rasa Cinta
Rasa cinta biasanya direduksi hanya pada rasa kepada orang yang ingin dijadikan kekasih atau kepada keluarga. Padahal rasa cinta bisa ke siapa saja dan dalam jumlah yang banyak.
Rasa cinta akan menjadi penting karena anak akan bisa dengan mudah menerima perbedaan dalam bentuk apapun. Sehingga rasa simpati dan empati sudah dimiliki, dan saat temannya meminta bantuan, akan dengan mudah untuk menolongnya tanpa melihat persamaan yang ada.
Ibu harus tahu cara menjadi ibu yang menyenangkan dan senantiasa menebar cinta agar anak juga mencintai siapapun yang berbeda.
- Pemahaman Stereotip
Anak hidup di dunia yang di mana dalam masyarakatnya tidak semua mempunyai sikap toleransi secara utuh. Maka tidak heran masih ada stereotip dan penghakiman yang ada di dalam kehidupan sehari-hari, serta juga ada dalam bermedia sosial.
Maka salah satu cara menjadi ibu bijak yaitu dengan memastikan anak memahami kondisi tersebut, sehingga tidak terjebak ada kondisi yang tidak secara sengaja atau dalam kondisi sadar juga meneruskan stereotip yang menyerang individu atau kelompok yang berbeda.
Apalagi biasanya stereotip dibalut dengan lelucon, sehingga menganggap bahwa itu hanya bagian dari humor. Maka pemahaman tentang stereotip atau stigma dan penerapan toleransi bisa dipahami secara utuh anak, dan membuat mereka tidak ikutan untuk mengolok orang lain karena perbedaan.
- Mengilangkan Egois
Perbedaan tidak hanya terjadi pada kondisi fisik, tetapi juga dalam menyampaikan perbedaan. Maka ketika seseorang melakukan kritikan terhadap pendapat atau anak berada dalam kondisi sedang melakukan diskusi dan sedang menghadapi perbedaan, penting dilakukan cara menghilangkan anak keras hati terhadapnya agar mampu menghilangkan sikap egois pada dirinya, sehingga bisa menerima keadaan yang berbeda tersebut.
- Menumbuhkan Percaya Diri
Kebanyakan kondisi saat perbedaan muncul adalah mayoritas orang tidak akan melakukan sikap toleransi. Karena perbedaan memberikan sentuhan yang menganggu kenyamanan orang yang terbiasa hidup dengan sikap dan melihat keadaan fisik yang sama.
Sehingga perlu untuk menumbuhkan percaya diri, agar saat menerapkan toleransi, anak tetap berani meskipun menjadi minoritas. Keberanian menjadi kunci, karena berada dalam keadaan minoritas banyak hal yang harus dihadapi termasuk intimidasi yang akan diterima oleh anak.