Melahirkan merupakan salah satu momen dalam kehidupan seorang wanita yang sangat menakjubkan. Melahirkan tak hanya soal sang bayi yang dilahirkan ke dunia, namun juga soal seorang wanita yang “lahir” dengan peran barunya sebagai seorang ibu.
Baik bayi maupun ibunya, melahirkan dapat memberikan perubahan yang begitu besar dan signifikan. Oleh karenanya, banyak wanita yang mengalami sindrom baby blues atau post-partum depression setelah melahirkan karena mentalnya terkaget-kaget dengan rutinitas baru sebagai ibu.
Tak hanya mental, perubahan juga dapat terjadi pada fisik wanita setelah melahirkan, yakni menjadi gemuk. Pertambahan berat badan selama kehamilan memang penting untuk pertumbuhan bayi.
Namun tak jarang, banyak wanita yang mengalami pertambahan berat badan yang melebihi batas normal, sehingga berakibat berat badan susah turun setelah melahirkan. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana awalnya atau penyebab kegemukan ini bisa terjadi dan apakah bisa diatasi?
Terdapat beberapa penyebab yang menjadi alasan mengapa seorang wanita menjadi gemuk setelah melahirkan. Faktanya, penyebab kegemukan ini tak selalu karena kelebihan asupan makanan sehari-hari. Lebih dari itu, penyebab wanita menjadi gemuk setelah melahirkan harus benar-benar diketahui secara pasti, agar juga dapat diatasi dengan sebaik-baiknya.
Berikut penyebab wanita menjadi gemuk setelah melahirkan
1. Gangguan tiroid
Penyebab pertama adalah adanya gangguan tiroid pada wanita setelah melahirkan. Gangguan tiroid ini sebenarnya sudah dapat muncul atau terlihat saat seorang wanita mengandung, yakni mengalami kondisi hipotiroid.
Hipotiroid adalah sebuah kondisi di mana kelenjar tiroid pada wanita hamil dan melahirkan melemah, kurang aktif, atau bahkan tidak berfungsi. Hal inilah yang kemudian menyebabkan metabolisme tubuh seorang wanita melambat dan menyebabkan kegemukan.
2. Stres
Menjalankan peran baru yang mengharuskan beberapa perubahan besar dalam kehidupan seorang wanita pasti akan membuat stres. Karna, seorang wanita tak lagi akan memikirkan dirinya sendiri, tapi pikirannya pun akan bertambah dengan adanya bayi baru lahir dalam kehidupannya.
Saat stres, tubuh akan mengeluarkan beberapa jenis hormon stres. Hormon stres inilah yang dapat meningkatkan berat badan seorang wanita, mengingat wanita identik dengan meredakan stres dengan makan, baik itu makan besar, maupun mengonsumsi cemilan.
3. Kurang tidur
Kurang tidur menjadi hal yang biasa dialami oleh wanita setelah melahirkan. Alasannya adalah karena menyusui dan juga bayi baru lahir umumnya terbangun setiap 2 – 3 jam sekali untuk menyusu, termasuk pada malam hari.
Inilah mengapa wanita setelah melahirkan akan kesusahan untuk tidur malam dengan nyenyak. Banyak penelitian juga menyatakan bahwa seseorang yang kurang tidur, yakni tidur kurang dari lima jam setiap malamnya, akan meningkatkan resiko kenaikan berat badan hingga tiga kali lipat.
4. Diabetes
Permasalahan diabetes sebenarnya dapat muncul semenjak terjadi kehamilan. Penyebabnya ialah tidak teraturnya hormon dalam tubuh seorang wanita, sehingga mengganggu proses tercernanya gula.
Penyakit diabetes perlu dengan segera diatasi, karena jika berlanjut hingga setelah melahirkan, diabetes akan dapat membuat wanita merasa cepat lapar dan ingin terus makan. Selain itu, diabetes yang juga merupakan salah satu penyakit metabolis, akan dapat menyebabkan seorang wanita kesulitan dalam hal menurunkan berat badan.
5. Depresi
Mirip dengan kondisi wanita melahirkan yang stres, kondisi depresi juga dapat dialami oleh ibu baru. Kondisi depresi pada wanita setelah melahirkan dikenal dengan sebutan post-partum depression, yang mana wajib untuk kenali gejala dan penyebab depresi tersebut.
Kondisi ini dapat menyebabkan dua kondisi, yakni penurunan berat badan yang drastis pada wanita atau, justru kebalikannya, yakni kenaikan berat badan. Kenaikan berat badan yang terjadi bisa diakibatkan wanita yang “mengobati” depresi tersebut dengan cara makan, namun pilihan makanannya biasanya merupakan makanan yang kurang sehat, misalnya junk food atau makanan berpengawet.
5. “Bakat” kegemukan
Beberapa orang, termasuk wanita, memiliki “bakat” kegemukan. “Bakat” kegemukan ini bisa didapat dari gen atau keturunan, yakni memiliki keluarga dengan riwayat obesitas.
“Bakat” kegemukan tersebut dan juga kondisi wanita yang sudah gemuk sebelum masa kehamilan akan dapat meningkatkan resiko kegemukan juga setelah melahirkan. Selain itu juga, kondisi ini dapat dipastikan akan membuat wanita kesulitan juga dalam menurunkan berat badan.
6. Hormon menyusui
Hormon menyusui secara otomatis diproduksi oleh tubuh wanita setelah melahirkan. Hormon ini disebut juga dengan hormon prolaktin.
Prolaktin akan terus diproduksi selama masa menyusui, serta akan dikeluarkan oleh tubuh selama proses menyusui berlangsung. Secara tidak langsung, hormon ini pun menyebabkan sebagian wanita kesulitan menurunkan berat badan selama masa menyusui.
7. Kurang olahraga
Menjalani peran yang baru sebagai ibu menyebabkan seorang wanita tidak sempat berolahraga. Alasannya bermacam-macam, mulai dari kelelahan, stres, depresi, hingga lambat laun muncul juga rasa malas.
Jika tidak dipaksakan atau disempatkan berolahraga, pastilah berat badan wanita setelah melahirkan menjadi susah turun.
Cara Mengatasi wanita gemuk setelah melahirkan
Setelah mengetahui secara pasti penyebab wanita gemuk setelah melahirkan, selanjutnya perlu ada upaya untuk mengatasi kegemukan tersebut. Tak bisa dipungkiri bahwa tubuh yang terlampau gemuk hanya akan membawa berbagai permasalahan bagi tubuh.
Beberapa cara di bawah ini dapar dicoba untuk mengatasi permasalahan wanita yang gemuk setelah melahirkan:
1. Atur pola makan selama kehamilan
Cara pertama untuk mengatasi kegemukan setelah melahirkan adalah dengan mengatur pola makan sejak masa kehamilan. Sebagian wanita umumnya merasa mual dan tidak nafsu makan saat trimester pertama kehamilan, namun setelah memasuki trimester kedua, biasanya nafsu makan sudah mulai membaik.
Saat seperti ini janganlah dijadikan sebagai ajang balas dendam karena saat awal hamil kesulitan untuk makan. Tetap penuhi asupan makanan yang bergizi secara seimbang, sehingga tidak menyebabkan kegemukan, baik saat hamil maupun setelah melahirkan.
Yang bisa dilakukan agar dapat menjadi wanita cantik fisik, di antaranya:
- Makan dengan porsi kecil namun sering
- Tetap mengonsumsi cemilan sehat, seperti manfaat mengonsumsi semangka atau buah-buahan lain, biskuit gandum, keju, kacang-kacangan dan biji-bijian
- Jangan menunda atau sengaja tidak makan
- Perbanyak konsumsi serat, misalnya buah jeruk dan sayuran mentah
- Makan dengan mindful dan tenang, tidak sambil melakukan hal yang lain
- Jangan lupakan protein dan lemak sehat
2. Sempatkan berolahraga
Untuk melakukan olahraga rasanya memang sulit, jika tidak ada niat yang teguh dan hati yang sudah mantap. Apalagi, jika sudah mempunyai anak, seorang wanita biasanya merasa sangat kerepotan. Sebenarnya hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk menunda olahraga. Selain bisa menurunkan berat badan, olahraga juga dapat menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dalam jangka panjang.
Tak perlu olahraga yang membutuhkan waktu lama, wanita setelah melahirkan dapat memilih olahraga yang ringan dan memiliki waktu yang singkat, asal dapat dilakukan setiap hari. Olahraga ringan yang dapat menjadi pilihan wanita setelah melahirkan, misalnya senam aerobic ringan, berjalan kaki sambil menjemur bayi, peregangan, atau yoga.
2. Perbanyak minum air putih
Air putih juga merupakan salah satu kunci sukses dalam penurunan berat badan. Air putih dapat membantu mengurangi nafsu makan berlebih dan juga membantu membakar kalori dalam tubuh lebih banyak. Terlebih lagi, ibu menyusui akan sangat membutuhkan air putih.
Air putih merupakan salah satu asupan yang paling sederhana untuk memulihkan energi ibu setelah menyusui, dan juga asupan air putih yang cukup akan dapat melancarkan produksi ASI. Harap diingat, bahwa saat melakukan proses penurunan berat badan, mohon hanya mengonsumsi air putih saja sebagai minuman.
Lebih baik hindari semua minuman dengan gula berlebih, seperti jus kemasan, minuman bersoda, maupun minuman berenergi.
3. Tambah durasi tidur
Menambah durasi tidur mungkin dirasa seperti suatu hal yang mustahil, mengingat bayi selalu “membangunkan” ibunya dengan tangisan yang keras agar disusui. Namun, hal ini tetap bisa dilakukan dengan kerjasama dengan pasangan. Wanita setelah melahirkan membutuhkan setidaknya tujuh jam untuk tidur.
Karenanya, saat bayi menangis di malam hari, mintalah pasangan untuk bergantian menjaganya. Terkadang bayi tak selalu ingin menyusu, namun hanya ingin digendong, misalnya. Pasangan juga dapat membantu memberikan ASI yang telah diperah kepada bayi di malam hari, namun terlebih dahulu harus mengetahui cara merawat bayi baru lahir.
Tak lupa, ibu sebaiknya ikut tidur juga saat bayi tidur di siang atau sore hari. Dengan begitu, ibu akan mendapatkan jam tidur yang lebih cukup.
4. Kurangi stres
Untuk mengurangi stres juga perlu kerjasama dengan berbagai pihak. Apabila ibu mengalami post-partum depression, ada baiknya untuk segera mencari bantuan tenaga profesional agar tidak berlarut-larut. Selain bergantian menjaga bayi dengan pasangan di malam hari, ibu juga berhak mempunyai waktu untuk beristirahat sebentar di pagi hingga sore hari.
Jika ibu menjadi ibu tunggal, maka cari orang terdekat yang terpercaya untuk membantu menjaga bayi sebentar agar ibu bisa istirahat atau me time.