Menjadi seorang ibu sungguhlah tidak mudah. Tidak hanya soal hamil dan melahirkan, ibu juga akan segera menghadapi tantangan yang tak kalah beratnya.
Tantangan selanjutnya yang akan dihadapi ibu adalah saat membesarkan anak. Walaupun dilakukan bersama dengan ayah, namun peran ibu dalam psikolog anak sangatlah besar.
Bunda harus tahu bagaimana caranya membesarkan anak di zaman seperti sekarang ini. Seorang ibu dituntut untuk dapat menjadi pendengar, cara menjadi wanita sabar, tahu batasan, menghargai pikiran dan perasaan anak, serta terus membersamai perkembangan anak.
Menjadi ibu yang baik tidak melulu harus menjadi ibu yang sempurna, karena menjadi ibu juga membutuhkan kemampuan dan kemauan untuk belajar setiap harinya. Walaupun jauh dari kata sempurna, ibu yang mau dan mampu belajar dalam membersamai anak pasti menjadi ibu idaman.
Untuk itu, ikutilah beberapa tips menjadi ibu idaman anak berikut ini:
1. Memahami Perilaku Anak
Tips menjadi ibu idaman anak yang pertama adalah dengan memahami perilaku anak. Hal ini memang tak mudah, karena kebanyakan orang tua menginginkan anak untuk berperilaku yang sesuai dengan keinginan orang tuanya. Namun, cobalah untuk melihat terlebih dulu maksud dari perilaku yang dilakukan oleh anak.
Anak pasti mempunyai maksud tersendiri, hanya cara melakukannya yang bisa dikatakan masih belum sesuai. Ibu dapat menunggu dengan sabar dan lihat terlebih dahulu apa yang sedang dilakukan oleh anak. Jika ibu tenang, anak juga akan merasa tenang, kemudian selanjutnya dapat membahas atau memperbaiki perilaku anak dengan tenang pula.
2. Tiap Anak Unik
Ibu perlu memahami bahwa setiap anak itu memiliki perkembangan yang unik. Tidak semua anak memiliki perkembangan yang sama. Memang, di usia bayi hingga balita, anak haruslah mencapai suatu milestone atau tahapan perkembangan yang telah ditentukan.
Namun, semakin anak tumbuh besar dan milestone telah tercapai, perkembangan anak dapat berbeda dari anak yang satu dengan anak lainnya. Misalnya, anak yang sama-sama berusia lima tahun bisa saja ada beberapa yang sudah mulai bisa membaca, namun ada juga yang belum bisa.
Atau, anak tersebut dapat duduk tenang dan fokus saat dibacakan cerita, namun anak lain lebih senang bergerak ke sana kemari. Hal tersebut bisa jadi merupakan suatu hal yang normal. Namun, jika perlu, ibu bisa juga mendaftarkan anak ke kursus menyenangkan yang sesuai dengan perkembangan usianya.
3. Habiskan Waktu Bersama Anak
Menghabiskan waktu bersama anak bukan berarti berada di rumah saja dan menjalani hari seperti biasanya. Menghabiskan waktu ini berarti memiliki waktu yang berkualitas bersama anak. Jika ibu memiliki lebih dari satu anak, maka tidak ada alasan untuk ibu tidak melakukan hal ini.
Ibu bisa pergi dengan salah satu anak di minggu ini, kemudian pergi dengan anak yang lain secara bergantian di minggu depan. Menghabiskan waktu bersama anak berdua saja sebenarnya cukup mudah untuk dilakukan, misalnya dengan jalan-jalan berdua, berbelanja, atau hanya sekedar makan di luar bersama dengan anak.
Kegiatan berdua saja dengan anak ini akan membuat anak lebih mengandalkan ibu, lebih percaya kepada ibu dan anak akan merasa bahagia bisa mendapatkan perhatian penuh dari ibu.
4. Rawat Diri
Menjadi seorang ibu termasuk ke dalam suatu pekerjaan yang berat. Sepertinya hal ini memang bisa disepakati bersama bahwa menjadi ibu bukan merupakan hal yang mudah. Ibu sering kali lupa merawat diri, karena setiap hari merawat anak dan melakukan pekerjaan lainnya. Padahal merawat diri amat penting juga bagi ibu.
Tak perlu pergi ke salon yang mahal, merawat diri dapat ibu lakukan hanya dengan memiliki me time yang cukup, misalnya dengan beauty hacks ala wanita Korea. Me time sudah seperti halnya cuti bagi ibu dan ibu dapat menjadi lebih relaks, energi terisi kembali, bahkan dapat mempercantik diri atau melakukan hobi, sehingga ibu akan merasa lebih bahagia dan kembali siap membersamai anak.
5. Bagi Tugas
Seorang ibu memang mempunyai peranannya sendiri terhadap anak. Namun, sebagai orang tua, tugas ini harus dilaksanakan bersama dengan pasangan. Ibu tidak bisa menjalankan peran sebagai orang tua sendirian. Selain ada ketimpangan peran yang akan dirasakan oleh anak, ibu juga akan mencapai suatu tingkat stres tertentu.
Hal tersebut justru malah akan dapat membuat ibu bersikap yang kurang semestinya terhadap anak, misalnya sering memarahi anak tanpa alasan yang jelas atau bahkan dapat berbuat kekerasan kepada anak. Dengan komunikasi yang terbuka, pembagian peran yang cukup adil, serta kemampuan mencari solusi bersama-sama dengan pasangan, ibu akan dapat menjadi diri ibu yang lebih baik. Tentu hal ini juga lah yang diinginkan oleh anak.
6. Hadapi Remaja dengan Bijak
Remaja merupakan salah satu usia tersulit bagi ibu. Saat remaja, anak cenderung memiliki keinginan sendiri, sehingga terkadang terkesan sebagai anak pembangkang. Padahal, jika usia remaja dapat ibu hadapi dengan bijak, ibu tetap dapat menjadi orang tua idaman anak. Menghadapi remaja mungkin tidak mudah, namun ibu dapat coba mulai dengan mengajak anak berdiskusi mengenai apapun.
Misalnya, jika anak memiliki pendapat yang berbeda dengan ibu, alih-alih langsung memarahi atau memerintahkannya untuk menurut, ibu bisa ajak anak untuk berdiskusi mengenai hal tersebut dan meminta anak untuk memikirkan kembali apa yang ibu sampaikan. Dengan mendengarkan anak dan berdiskusi seperti ini, anak remaja ibu akan merasa dihormati dan dihargai.
7. Kenali Anak Ekstrovert atau Introvert
Mengenali kepribadian anak juga dapat membuat ibu menjadi orang tua idaman anak. Faktanya, tak semua anak memiliki kepribadian yang sama dengan orang tuanya. Umumnya ada dua jenis kepribadian, yakni ekstrovert dan introvert. Anak ekstrovert biasanya terlihat dari sifat anak yang suka berbicara, senang bergaul dengan siapa saja dan sering terlihat ceria.
Sementara anak yang introvert lebih suka menyendiri, memiliki kemampuan konsentrasi yang baik, senang bermain lego, serta senang membaca. Dengan mengenali kepribadian anak, ibu akan mampu menyediakan lingkungan yang paling sesuai dan nyaman untuk anak.
8. Santai Saja
Menjalani kehidupan yang santai sebagai ibu rasanya juga sulit untuk dilakukan. Sebagai orang tua, pastilah ibu mempunyai ekspektasi sendiri akan segala perilaku maupun prestasi anak. Namun, terus-menerus menuntut anak untuk menjadi seperti yang ibu inginkan bukanlah kunci kebahagiaan keluarga. Anak dapat menjadi stres dan ibu pun juga akan dapat sering merasa kecewa apabila keinginan ibu tidak dapat dipenuhi oleh anak.
Oleh karenanya, ada baiknya untuk menjalani hari-hari bersama anak dengan santai, banyak tertawa dan bercanda. Saat ibu ingin mengubah perilaku anak yang kurang sesuai, ibu dapat sampaikan saja kritik yang membangun dan menggunakan bahasa yang lembut, serta yang dapat dengan mudah dimengerti oleh anak.
9. Tidak Menyakiti Anak
Ibu mana yang mau menyakiti darah dagingnya sendiri? Jawabannya bisa jadi tidak ada. Namun, pada kondisi tertentu, seorang ibu bisa saja menjadi sangat marah atau tertekan, hingga kemudian menyakiti anaknya. Perbuatan ini jelas perbuatan yang salah dan merupakan akibat dari ketidakmampuan ibu dalam mengelola emosi yang dirasakannya.
Maka, yang perlu dilakukan agar ibu tidak sampai menyakiti anak adalah dengan mengambil jeda sejenak, serta menjauh dari anak saat ibu merasa marah atau tertekan. Diam dan istirahatkan sejenak hati dan pikiran ibu, kemudian baru dekati anak lagi dan beri pengertian kepadanya saat ibu sudah menjadi lebih tenang.
10. Jadikan Anak sebagai Prioritas
Menjadi ibu memiliki arti bahwa seorang wanita telah siap mengorbankan banyak hal demi anaknya. Salah satu contoh yang paling sering terjadi sehari-hari adalah soal kebutuhan. Kebutuhan anak telah menjadi prioritas seorang ibu sejak anak tersebut dilahirkan. Ibu tidak lagi mengutamakan kebutuhan dirinya sendiri seperti dulu saat belum menikah dan memiliki anak.
Walaupun membutuhkan pengorbanan yang besar, namun jika dilakukan dengan sepenuh hari, kelak ibu akan memetik buah manisnya. Anak yang terpenuhi segala kebutuhannya, tak hanya soal materi, tapi juga soal emosi, akan tumbuh menjadi anak yang bahagia dan kelak akan dapat meraih kesuksesan saat dewasa.