Menjadi ibu merupakan dambaan setiap wanita yang telah menikah. Kehadiran anak sangat dinantikan, karena pada momen inilah seorang wanita bertambah perannya. Namun, siapa sangka menjadi seorang ibu memiliki arti yang sangat mendalam dan bukan hanya mengurus anak dengan sembarangan atau ala kadarnya. Menjadi seorang ibu berarti:
- Mengajarkan anak tentang pelajaran mengenai kehidupan
- Merasakan banyak emosi atau perasaan
- Memperhatikan asupan buah dan sayur untuk tumbuh kembang anak
- Membentuk pola pikir anak
- Menjadi penghibur anak kala perasaannya tak menentu
- Menjadi panutan anak
- Harus kreatif
- Ikut bertumbuh bersama anak
- Tidak bisa berhenti atau resign
- Menjadi ensiklopedia pertama bagi anak
- Tidak boleh sakit
Sekian banyaknya peran yang harus ibu lalui setiap hari selama bertahun-tahun membuat ibu kerap kali lupa akan jati diri ibu sendiri. Hal ini dapat menyebabkan ibu menjadi sedih dan kebanyakan ibu meluapkan kesedihan tersebut dengan menjadi pemarah.
Saat ibu menjadi pemarah, emosi ibu akan mudah tersulut dan menganggap anak sering berbuat kesalahan. Padahal, anak yang terus-menerus menerima kemarahan dari orang tuanya dapat menjadi pribadi yang pemarah juga di kemudian hari.
Maka, kelolalah perasaan ibu dengan cara-cara berikut ini agar menjadi ibu yang tidak pemarah:
1. Perbaiki Hubungan dengan Tuhan
Jika ibu bukan menusia yang religius, maka mulailah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan sekarang juga. Sadarkah ibu, bahwa hari-hari ibu yang terasa panjang dan melelahkan, selalu merasa terburu-buru dan seperti ada saja halangan dan rintangan yang harus dihadapi merupakan cara Tuhan untuk menegur ibu agar mendekat kepadaNya.
Sadarkanlah diri ibu bahwa tiada daya dan upaya kecuali memang itu kekuasaan Tuhan. Hari-hari ibu yang melelahkan, anak-anak yang sulit mendengarkan, serahkanlah saja semua kepada Tuhan.
Mulai sekarang, tak peduli seberapa sibuk atau berantakan hari ibu, sempatkanlah untuk beribadah sesuai dengan kepercayaan ibu masing-masing. Mohonlah kepada Tuhan agar ibu dikuatkan dan diluaskan hatinya.
2. Beri Perhatian Lebih ke Anak
Setelah mendekatkan diri kepada Tuhan, langkah selanjutnya adalah menata kembali struktur atau jadwal kegiatan ibu. Tujuannya adalah agar ibu dapat memiliki waktu yang lebih untuk bercengkrama, sekaligus belajar cara mendidik dan membesarkan anak.
Terkadang, anak-anak akan mulai membuat onar atau berulah hanya karena mereka menginginkan perhatian dari orang tuanya. Maka, dengan ibu mengatur kembali jadwal ibu, mengerjakan semua kewajiban ibu dengan segera, ibu akan mempunyai waktu yang lebih untuk memperbanyak perhatian kepada anak-anak.
Dengan begitu, ibu akan mengerti bahwa tak harus selalu anak yang mendengarkan orang tuanya, tapi orang tua juga harus mendengarkan anak. Galilah perasaan anak, apakah anak merasa lelah atau ada kejadian yang tidak menyenangkan di sekolah, sehingga mempengaruhi perilaku dan suasana hatinya ketika berada di rumah.
Selain itu, cobalah juga menjadi ibu yang menyenangkan dan tidak membosankan, agar apapun kejadian yang dialami anak di luar sana, anak akan tetap menjadikan ibu sebagai tempat bersandar.
3. Pastikan Perut Ibu Selalu Kenyang
Apakah ibu sudah sarapan pagi tadi? Atau apakah ibu melewatkan waktu cemilan di sore hari? Selalu pastikan waktu makan atau cemilan ibu tidak terlewat, karena lapar dapat membuat seseorang menjadi mudah marah.
Hal ini disebabkan karena kadar gula dalam tubuh ibu akan menjadi rendah ketika ibu lapar. Dengan kadar gula yang rendah, ibu akan menjadi pemarah, serta dapat mempengaruhi kondisi fisik ibu. Kekurangan kadar gula dalam darah dapat membuat tubuh ibu menjadi gemetar atau lemas. Jika hal ini terjadi, tentu ibu tidak akan sanggup untuk mengurus rumah tangga dengan baik.
Lakukan hal-hal berikut agar ibu selalu dapat makan dan memperoleh asupan nutrisi yang cukup:
- Jangan menunda sarapan setelah bangun di pagi hari
- Hitung BMR atau basal metabolic rate ibu untuk mengetahui jumlah kalori harian yang harus ibu konsumsi
- Selalu sediakan cemilan dan letakkan pada tempat yang mudah ibu jangkau
- Jangan merasa bersalah saat ibu harus makan
4. Punyai Rasa Menyesal
Menghadapi tingkah laku anak yang tidak selalu menurut setiap hari namun harus tetap menjaga emosi memang tidak mudah. Ada kalanya ibu juga akan kelepasan amarah, menjadi kurang sabar, bahkan frustasi. Hal ini memang wajar terjadi. Namun, jangan terus menerus dibiarkan. Ketika ibu kelepasan emosi atau amarah, mohon tenangkan dulu hati dan pikiran ibu. Kemudian, punyai rasa menyesal dalam diri ibu.
Rasa penyesalan yang hadir akan membantu ibu untuk menyadari kesalahan apa yang telah ibu perbuat. Karena kelepasan emosi, amarah dan frustasi yang diluapkan langsung di depan anak akan dapat memberikan pengaruh yang kurang baik padanya di masa mendatang.
Dengan rasa menyesal, ibu akan mencoba untuk memperbaiki kesalahan ibu. Memperbaiki kesalahan sekaligus memperbaiki hubungan dengan anak inilah yang menjadi bagian terpentingnya.