Terkadang ketika kita sudah menetap di suatu perusahaan untuk waktu yang cukup lama, kita cenderung merasa nyaman dengan rekan-rekan dan lingkungan bekerja kita. Enggak ada yang salah dengan rasa nyaman ini (malah itu hal yang bagus, ‘kan?), masalahnya adalah ketika kita “terlalu nyaman” sampai-sampai lupa dengan batasan-batasan yang boleh dan enggak boleh kita lewati – sikap pegawai tidak profesional ketika bekerja bisa muncul begitu saja tanpa disadari.
Karena “lain lubuk lain belalang”, maka kita harus selalu memastikan bahwa dimanapun kita bekerja – siapapun bosnya, siapapun kliennya – kita tetap menjunjung etos bekerja yang sama tingginya. Enggak cuma berpengaruh positif pada terwujudnya lingkungan kerja yang ideal untuk semua pegawai, tapi juga hal ini akan berdampak bagus bagi kita ke depannya. Karena, ingat: kita bisa saja nantinya membutuhkan bantuan salah seorang rekan kerja di kantor, atau meminta atasan untuk mempertimbangkan kenaikan gaji kita.
Jadi, tanpa basa-basi lebih jauh lagi, inilah beberapa sikap pegawai tidak profesional yang mungkin tanpa disadari sudah kamu perbuat selama ini ketika bekerja.
Terlalu sering mengecek akun sosial media
Kecuali kamu memang memegang posisi sebagai admin sosial media (sosmed) untuk perusahaan tempatmu bekerja, terlalu sering mengecek akun sosmed merupakan hal yang enggak banget kamu lakukan selagi bekerja. Enggak cuma membuang waktu secara percuma, tapi kegiatan yang nampaknya remeh ini ternyata berpotensi buat mempermalukanmu di hadapan para rekan kerja, lho.
Sementara yang lain sedang sibuk berkutat dengan berkas-berkas mereka, bagaimana bisa kamu enggak punya rasa empati dan kesadaran diri sama sekali untuk bekerja segiat mereka? Lebih baik kamu tunggu sampai waktu break atau istirahat makan siang sebelum kamu me-like foto terbaru artis idolamu di Instagram atau mengomentari status Facebook teman. Trik pertama dalam tips sukses menjadi wanita karir dalam dunia patriarki dimulai dengan mengatasi kebiasaan buruk yang satu ini.
Menyela pembicaraan
Memiliki minat yang besar itu sebuah pencerminan bahwa kamu memang sangat tertarik dengan pekerjaan yang kamu punya saat ini, dan terkadang minatmu jugalah yang membuatmu bekerja lebih keras serta selangkah lebih maju dibanding rekan kerjamu yang lain. Tapi kalau sampai minatmu itu membuatmu melakukan perbuatan yang merugikan seperti menyela pembicaraan atasan atau pegawai lain (terutama saat meeting atau rapat perusahaan), itu pertanda bahwa kamu sebenarnya justru enggak serius mendengarkan pendapat orang lain. Ditambah lagi, kamu juga terlihat seperti seorang pegawai yang enggak cakap bekerja sebagai anggota tim. Setiap wanita harus cerdas dan terpelajar, tapi ada tempat dan waktu tersendiri untuk menunjukkan sisi cemerlangmu itu ya, Girls.
Meremehkan tugas yang kelihatannya mudah dikerjakan
Terkadang, ada beberapa tugas yang begitu mudah ditangani sampai-sampai kamu berpikiran untuk mengerjakannya belakangan saja; setelah tugas-tugas yang lebih sulit berhasil kamu taklukkan terlebih dahulu. Sayangnya, justru karena terlalu mudah, tugas-tugas yang nampaknya remeh itu makin lama makin menumpuk dan engak lama kemudian kamu jadi terbebani karena saking banyaknya beban tugas yang belum terselesaikan.
Terapkan mindset pekerja kerasmu itu untuk semua tugas – enggak peduli apakah itu tugas besar atau kecil – dan ini akan jadi salah satu kelebihan wanita dalam bekerja yang cuma kamu miliki: seorang pegawai yang giat dan tekun di penjuru departemen. Supaya itu terwujud, jangan sampai menyepelakan dampak sikap pegawai tidak profesional yang satu ini!
Mengintimidasi pegawai baru
Sebagai pegawai senior yang telah mengabdikan diri di perusahaan untuk waktu yang cukup lama, enggak mengherankan kalau kamu pada akhirnya mengakrabkan diri dengan beberapa pegawai lainnya – bahkan kalian membentuk sebuah “aliansi” dan intensitas mengobrol kalian pun cukup sering. Tapi tahukah kamu, bahwa terbentuknya aliansi antara pegawai senior ini sesungguhnya terlihat mengerikan di mata pegawai baru?
Jadi, meskipun kamu asyik bergaul dengan rekan-rekan kantor yang lain, jangan sampai kamu lupa untuk memperlakukan si anak baru dengan sama “asyik”-nya seperti pegawai senior lain. Cara menjaga hubungan kerja dengan sesama teman kantor khususnya si anak baru adalah dengan membuang jauh-jauh penilaian negatifmu tentangnya di hari pertama ia bekerja. Kalau memang si anak baru terkesan ceroboh atau kurang cakap dalam mengerjakan tanggung jawabnya, jadilah senior yang baik dengan memberikan sedikit bantuan. Percaya deh, dia akan menganggapmu sebagai pegawai senior yang kompeten plus ramah.
Beradaptasi dengan dinamika lingkungan kerja yang berubah-ubah memang enggak gampang, tapi yakinlah bahwa kamu pasti bisa melaluinya. Cukup hindari sikap pegawai tidak profesional di tempat kerja yang sudah kita bahas bersama di atas, niscaya kamu pasti sukses menjadi pegawai teladan dimanapun kamu berada. Break a leg!