Bunda, apakah buah hati menunjukkan tanda-tanda ia mengalami autis ringan? Secara umum, anak dengan autis dapat dikenali dari cara berbicara yang terbata-bata (seperti kesulitan mengungkapkan apa yang ia maksud), kemudian kesulitan berkomunikasi dengan orang lain, cenderung mengulang perbuatannya, dan obsesi berlebihan pada sesuatu. Walau tak bisa disembuhkan, tapi setidaknya ada perawatan yang bisa dilakukan untuk meringankan gejalanya. Nah, beberapa di antara cara menghadapi anak autis ringan yang bisa Klub Wanita bagikan untuk Moms seperti di bawah ini.
1. Biasakan kegiatan anak terjadwal rutin
Kurang lebih sama seperti apa yang pernah dibahas dalam cara mengatasi anak autisme, anak autis ringan cenderung melihat dunianya dengan sangat teratur. Agar anak merasa normal saja, Bunda bisa membantunya membuat jadwal kegiatan sehari-hari dan cara melakukan sesuatu yang harus anak ikuti. Contohnya:
- Bangun tidur
- Pergi ke kamar mandi
- Cuci tangan
- Cuci muka
- Gosok gigi
- Mandi
- Pergi ke ruang makan
- Sarapan
- Taruh piring kotor di wastafel, dsb.
2. Hindari membuat perubahan
Setelah menyusun jadwal yang konsisten, Moms tidak disarankan untuk mengubah susunan yang sudah anak pelajari dengan tekun. Perubahan yang tiba-tiba dapat menimbulkan ketakutan dan cemas berlebihan pada anak.
Namun, jika Bunda tak ingin menerapkan cara mengatasi anak emosional, Anda bisa melibatkan anak saat mengganti sesuatu, misal: sprei atau karpet kamar. Dalam mengganti pun, sebaiknya tidak melakukan perubahan yang terlihat mencolok di mata. Mungkin Bunda bisa mengganti material bahannya saja, daripada mengganti warna atau motif, misal.[AdSense-B]
3. Gunakan pencahayaan redup dan hangat
Jika anak terlihat tak nyaman dan terganggu dengan sesuatu, cara mengatasi anak cepat marah adalah dengan menanyakan apakah mungkin sumber permasalahannya terletak pada lampu di ruangan. Anak autis cenderung tak nyaman bila terkena pendaran sinar lampu pendar karena ada cahaya ultraungu tak kasatmata yang hanya bisa dirasakan oleh anak autis. Ganti dengan lampu pijar atau LED dengan spektrum hangat.
4. Kurangi sumber suara berisik di sekitar rumah
Anak autis sangat sensitif terhadap suara bising dan berisik. Suara bising tersebut dapat membingungkan anak atau bahkan membuatnya kesakitan. Cara mengatasi anak autis adalah dengan meredam suara-suara berisik yang mungkin ditimbulkan dari lingkungan di sekitar rumah, seperti melapisi karpet dengan dinding untuk meredam suara dari luar. Hindari juga suara sahut-menyahut seperti berbicara kencang-kencang di telepon saat Anda sedang menonton TV. Anak autis akan sangat terganggu dengan suara-suara keras yang bertumpuk seperti itu.
5. Biarkan anak membuat zona nyamannya sendiri
Saat tertekan, sebaiknya Moms membiarkan anak Anda “kabur” ke salah satu titik di rumah yang dianggapnya bisa memberikan rasa aman dan nyaman. Jika Anda selalu pusing bagaimana cara sabar menghadapi anak rewel, mungkin yang satu ini perlu Anda coba. Biarkan anak menghabiskan waktu di zona nyamannya itu sendirian saja, tanpa Anda ataupun anggota keluarga lainnya. Hal ini dapat menenangkan emosinya untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia dapat keluar dan berkumpul bersama Anda lagi. [AdSense-A]
6. Utamakan keamanan di dalam rumah
Anak autis cenderung memiliki rasa ingin tahu yang berlebih tentang hal-hal di sekitarnya, termasuk menjajal hal-hal yang mungkin bisa membahayakan keselamatannya. Untuk itu, cara mengatasi anak idiot yang Bunda harus utamakan adalah dengan memastikan keselamatan anak selalu terjaga di dalam rumah. Jika ia sangat penasaran dengan sesuatu, Bunda bisa mendampinginya dan memberikan pengarahan untuknya, sehingga anak tidak benar-benar sendiri dalam memuaskan rasa ingin tahunya.
7. Jangan salah mengartikan bahasa tubuhnya
Anak autis tak selalu menatap pada apa yang sebenarnya sedang ia lihat. Ia juga mungkin tidak terlihat memperhatikan orang yang mengajaknya bicara. Namun, membiasakan diri terhadap kebiasannya tersebut adalah salah satu cara menghadapi anak dengan sabar, khususnya pada anak autis. Pahami bahwa itu memang kecenderungannya, namun bukan berarti anak tidak memperhatikan apa yang diberitahukan padanya.
8. Ketahui tanda-tanda anak tertekan
Ketika tertekan, seluruh sensor perangsang anak terbebani dengan banyaknya tugas yang harus dilakukan. Dalam kasus tertentu, anak bisa mengalami ledakan emosi yang luar biasa, seperti menangis, menutup telinga rapat-rapat, panik, bahkan menjauhi orang-orang terdekatnya. Anak juga bisa menunjukkan gejala-gejala berikut: berteriak, menjatuhkan diri ke lantai, stres, kehilangan nafsu atau kemampuan untuk berbicara.
Tak ada cara menjadi ibu yang cerdas bagi anak autis dalam situasi darurat seperti ini selain mengunjungi terapis atau dokter spesialis yang bisa membantu anak meningkatkan stimulusnya untuk menyerap lebih banyak rangsangan tanpa mengalami tekanan.
9. Rajin memeriksakan kondisi kesehatan anak
Berikutnya dalam cara menghadapi anak autis ringan. Kunjungi terapis dan dokter spesialis yang menangani kasus autisme secara teratur, karena anak dengan autisme biasanya mengalami kesulitan dalam mengartikan apa saja yang terjadi pada tubuhnya. Mungkin perut anak sakit, tapi ia tidak tahu apa arti dari rasa melilit di perutnya.
Cara menjadi ibu ideal bagi anak autis adalah dengan selalu mengawasi tingkah lakunya. Jika Moms mendeteksi ada sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi, tanyakan pada anak seperti apa perasaan mereka, dan segera hubungi terapis atau dokter kepercayaan Anda.
10. Ajak anak lebih sering berkomunikasi
Walaupun anak autis mengalami kendala saat berbicara, seperti tersendat-sendat, minimnya kosakata, dan raut muka yang bingung, sebaiknya Bunda tetap berpegang pada cara menjadi ibu yang lemah lembut pada anak, yakni dengan mengajaknya terlibat dalam pembicaraan. Mungkin untuk saat ini seolah-olah hanya Anda saja yang berbicara (komunikasi satu arah), tapi jangan berhenti melakukannya. Gunakan kata-kata yang mudah dipahami. Bicaralah seolah-olah anak Anda memahami apa yang Anda katakan dan menyahut pembicaraan tersebut.
11. Sayangi anak melebihi apapun
Anda memegang fungsi ibu dalam keluarga yang sangat penting, terutama bagi anak autis. Meskipun ia hidup dalam keterbatasan, bukan menjadi alasan bahwa Moms harus terus hidup dalam keterpurukan, penyesalan, dan malu apalagi marah. Perlakukan anak dengan baik dan hargai ia, dengan begitu orang lain juga akan melakukan hal yang sama, sehingga anak bisa tumbuh dewasa dengan perasaan utuh selayaknya manusia pada umumnya.
Moms, kami harap cara di atas bisa memberikan Anda sedikit pencerahan tentang cara menghadapi anak autis ringan, ya. Kami doakan semoga Moms dan anak selalu bahagia dan menjalani hari-hari tanpa masalah berarti.