Tidak mudah bagi orang tua dan keluarga untuk mendampingi dan mengatasi anak yang menderita autisme. Jelas karena perkembangan anak autisme dengan anak normal itu berbeda. Autisme merupakan kelainan yang tidak bisa disembuhkan, namun harus ditangani dengan tepat untuk meminimalisir gejala autisme pada anak. Berikut adalah cara mengatasi anak autis yang bisa diterapkan orang tua.
- Terapi keluarga.
Orang tua, keluarga dan orang terdekat bagi seorang anak autisme harus ikut menjalani terapi keluarga ini. Tujuannya adalah untuk mempelajari cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak autisme. Anak autisme tidak bisa mengikuti apa keinginan orang banyak, oleh karena itu orang-orang terdekat dengan anak autismelah yang harus memahami anak autisme ini.
Dengan mengikuti terapi ini maka semakin mudah pula bagi orang tua dan keluarga untuk membimbing anak autisme. Terapi ini termasuk pada tips menjadi ibu yang sukses mendidik anak autis karena peran ibu dalam psikolog anak usia dini yang terkena autisme sangat dibutuhkan.
- Terapi perilaku.
Dalam terapi perilaku secara kognitif ini, anak penderita autisme akan dilatih untuk bisa berkomunikasi dengan baik. Terapi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi anak autisme yang terbatas. Terapi ini akan dilakukan oleh ahlinya dan juga diterapkan oleh orang tua dan keluarga dirumah sesuai anjuran yang diberikan. Memperlakukan anak autis dengan tepat dirumah merupakan tanggung jawab ibu terhadap anaknya.
- Mengatur pola makan anak.
Ada beberapa makanan yang tidak baik dikonsumsi oleh anak penyandang autisme. Oleh karena itu orang tua dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui diet makanan yang tepat untuk anak autisme. Makanan yang tidak cocok bagi anak autisme akan menyebabkan gejala autisme pada anak semakin meningkat. Maka dari itu penting sekali untuk mengatur cara pola makan yang baik dan benar untuk anak autis.
- Deteksi gejala autisme pada anak sejak dini.
Cara mengatasi anak autisme berikutnya adalah dengan mengetahui gejala autisme pada anak sejak dini. Gejala ini sudah bisa terlihat saat anak berusia 6 bulan, dengan terdeteksinya gejala autisme sejak dini maka bisa pula dilakukan penanganan lebih cepat.
- Terapi Autisme sejak dini.
Jika gejala autisme pada anak sudah terdeteksi sejak dini maka bisa atasi dengan melakukan terapi pada anak. Berdasarkan Journal of Autism and Developmental Disorders, sebagian dari anak dengan gejala autisme yang telah mendapatkan terapi autisme atau intervensi, tidak lagi menunjukkan gejala autisme saat ia berumur 3 tahun. Ciri-ciri ibu yang baik itu adalah yang mau mengupayakan yang terbaik untuk anaknya.
- Terapi bermain.
Terapi bermain ini ditujukan untuk anak usia balita yang menyandang autisme, yakni dengan melakukan pengenalan terhadap lingkungan. Bermain dengan lingkungan dan teman sebaya merupakan stimulasi yang paling efektif untuk perkembangan anak dari segi psikologi, sosio-emosional, fisik dan kecerdasan. Selain itu kemampuan berkomunikasi baik secara verbal dan non-verbal juga bisa ikut berkembang. Tips menjadi ibu yang baik untuk anak autis itu harus bisa membantu tumbuh kembang anak dengan baik. [AdSense-B]
- Terapi sosial.
Terapi sosial untuk pencegahan terjadinya autisme pada anak di usia balita. Terapi ini dilakukan dengan cara mengikutsertakan anak ke dalam berbagai kegiatan sosial yang juga diikuti oleh anak yang seumuran dengannya. Misalnya dengan mengikutkan anak dalam kelompok bermain atau paud.
- Terapi Applied Behavioral Analysis (ABA).
Ini adalah terapi yang paling banyak digunakan di Indonesia untuk anak penyandang autisme. Ini adalah jenis terapi yang sudah lama di pakai dan di desain khusus untuk anak autisme. Terapi ini dilakukakan dengan memberikan dalam bentuk pujian dan hadiah. Fungsi ibu dalam keluarga bagi anak autis adalah juga bisa menerakan pola terapi ini dirumah.
- Terapi perkembangan.
Cara mengatasi anak autisme dengan terapi perkembangan ini dilakukan dengan cara mempelajari minat anak autis dan mengajarkan keterampilan yang lebih spesifik untuk anak. Melihat tingkat perkembangannya, kemampuan sosial anak, emosionalnya dan intelektual anak.
- Fisioterapi.
Terapi fisik untuk anak autisme dilakukan bagi anak-anak autisme yang mengalami masalah keseimbangan. Terapi integrasi sensoris dan fisioterapo ini akan membantu menguatkan otot-otot dan juga memperbaiki keseimbangan tubuh anak autis yang mengalami gangguan perkembangan motorik kasarnya. [AdSense-C]
- Terapi OT (Okupasi).
Terapi okupasi ini berguna untuk melatih kemampuan otot-otot halus anak yang terkena autisme. Anak autis biasanya mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halus yang membuat mereka kesulitan untuk melakukan beberapa gerakan dan aktivitas.
- Terapi visual.
Terapi visual ini merupakan metode belajar untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi melalui gambar-gambar karena anak autis lebih mudah belajar dengan melihat. Salah satu metode yang digunakan dalam terapi visual ini adalah PECS (Picture Exchange Communication System).
- Terapi musik ritem.
Terapi musik ritem ini bagus untuk mengasah kemampuan berkonsentrasi anak autis dalam waktu yang lama. Selain itu juga bisa melatih koordinasi gerakan tangan dan kaki. Terapi ini menggunakan alat musik pukul yang membutuhkan banyak energi, salah satunya alat musik yang banyak digunakan untuk terai anak autis adalah drum.
Demikianlah 13 cara mengatasi anak autisme dalam membantu tumbuh kembangnya. Perlu juga diketahui bahaya sering makan mie instan bagi wanita hamil yang bisa menyebabkan anak lahir autis. Dan yang terpenting lagi adalah harus tahu tips menjadi ibu yang sabar memiliki anak autis.