Bukanlah suatu hal yang mengejutkan bahwa memiliki anak suatu kebahagiaan bagi kita. mengurus dari bangun pagi sampai tidur lagi adalah suatu rutinitas baru bagi kita ketika memiliki anak. Mengajaknya bermain, memberinya makan, mengajaknya berbicara adalah beberapa kegiatan yang tidak bisa kita tinggalkan ketika memiliki anak. Memberikan perlindungan dan kasih sayang seoptimal mungkin terhadap mereka adalah kewajiban kita sebagai orang tua. Salah satu kewajiban kita sebagai ibu yang tidak terlupakan adalah menyusui dan pastinya ASI bermanfaat untuk anak. ASI memiliki semua kandungan zat penting yang diperlukan oleh anak, seperti DHA, omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasus, vitamin A, kolastrum, lemak, dan lain-lain. Kandungan tersebut membentuk imun yang kuat pada anak sehingga mereka tidak mudah terserang penyakit. Kehigeinisan dari ASI juga tidak perlu diragukan lagi karena ASI yang berada pada payudara ibu dan tidak memerlukan alat bantu lainnya ketika akan dikonsumsi. Kandungan insulin yang lebih rendah daripada susu formula tidak memicu pembentukan lemak pada tubuh anak sehingga kecenderungan anak menjadi obesitas pun kecil.
Baca Juga:
Tahukah kalian jika ASI juga berfungsi untuk mencerdaskan anak? Yup, kandungan asam lemak yang terdapat pada ASI juga memiliki peran penting untuk kecerdasan anak dan mampu membangun hubungan emosional bagi ibu dan anak. Hubungan ibu dan anak yang dekat sangatlah penting untuk masa depan sang anak dalam jangka waktu yang panjang. Selain berbagai manfaat yang sudah disebutkan sebelumnya, salah satu alasan lainnya yang penting untuk memberikan ASI pada anak adalah menghemat pengeluaran bulanan mengingat di mana harga susu formula pun tidaklah murah.
Frekuensi menyusui ASI anak pun berbeda-beda dan itu semua tergantung pada perkembangan anak. Pada bulan pertama, anak perlu menyusu sebanyak 8-12 kali sehari sekitar 1,5-3 jam sekali dan intensitas ini akan berkurang hanya menjadi 7-9 kali sehari pada bulan-bulan berikutnya.
Baca juga:
Mengingat usia anak yang semakin bertambah dan anak yang semakin berkembang, kita juga pasti tidak bisa menyusui anak terus menerus. Yup, kita harus menghentikan konsumsi susu anak secara bertahap, khususnya ketika anak sudah mencapai usia 2 tahun. Proses ini biasa dikenal dengan menyapih, dan kita perlu melakukannya pelan-pelan agar anak tidak rewel atau mereka akan terus-terusan merengek. Proses penyapihan ini perlu dilakukan untuk meningkatkan kemandirian anak karena kita akan merubah pola makan anak secara berangsur-angsur. Proses penyapihan ini pun bermacam-macam, ada yang dalam seminggu, bulan, bahkan tahunan.
Beberapa ahli menyebutkan beberapa tanda yang menyebutkan anak sudah bisa disapih, seperti dapat duduk dalam waktu lama, koordinasi mata dan mulut yang bagus dengan ditandai mampu mengambil dan memasukkan makanan padat sendiri ke mulut, dan lain-lain. Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk menyapih anak agar mereka tetap merasa disayang oleh ibunya?
Baca juga:
- Penyebab Anak Tidak Percaya Diri
- Cara Melatih Mental Anak agar Berani
- Cara Mendidik Anak agar Percaya Diri
[AdSense-B]
Tips Menyapih Anak Usia 2 Tahun
Berikut adalah beberpa kiat kiat yang bisa para ibu praktekan dirumah untuk menyapih anaknya yang sudah berusia 2 tahun, simak ulasannya:
1. Menentukan waktu yang tepat
Hal pertama yang sering muncul di kepala kita tentang kapan saat yang tepat untuk melakukannya adalah hal yang paling dasar ataupun utama. Beberapa dokter dan ahli menyarankan bahwa kegiatan ini bisa atau boleh dilakukan ketika anak menginjak usia 6 bulan karena anak sudah bisa mengonsumsi makanan selain ASI.
2. Lakukan saat anak dalam kondisi sehat
Ketika menyapih anak, ada baiknya jika kita benar-benar memperhatikan kondisi anak seperti memulainya ketika mereka dalam kondisi sehat tanpa kondisi sakit sekalipun sehingga tidak menjadi lebih rewel.
3. Tetap menciptakan atau menjaga kasih sayang
Hal ini perlu dilakukan agar anak tidak merasa bahwa dirinya diacuhkan oleh ibu mereka dan mengerti bahwa apa yang dilakukan ibu kepada mereka adalah pilihan yang tepat. Agar anak tidak merasa bahwa dirinya kekurangan kasih sayang, kita bisa menunjukkan hal ini dengan berbagai hal lainnya, seperti mengajaknya bercerita, mengajak bermain, memberinya makanan ringan, dan lain-lain. Dalam kegiatan menyapih, satu hal yang perlu kita ingat adalah untuk tidak membiarkan anak merasa sendirian dan tidak merasa diacuhkan.
Baca juga:
4. Bertindak tegas
Tidak dapat dipungkiri ketika kita menghentikan pemberian ASI pada anak justru akan membuat anak rewel dan terkadang kita juga tidak tega melihat anak terus menerus merajuk. Untuk mengatasi hal ini, mau tidak mau kita harus dapat bertindak tegas sehingga anak tidak berhasil merajuk pada kita dan membuat ini sebagai suatu celah sehingga dia bisa melakukan cara ini berkali-kali. Seperti yang kita bilang tadi, dalam menyapih anak dibutuhkan cara untuk tetap memperlihatkan kasih sayang dan memberi pengertian bahwa hal ini akan bermanfaat untuk mereka nantinya.
5. Memperkenalkan jenis makanan baru
Untuk mengenalkan jenis makanan baru, terutama yang lebih bertekstur daripada ASI memang dibutuhkan usaha keras karena anak sudah terbiasa mendapat asupan makanan yang bertekstur lembut. Untuk mengatasi hal ini, kita bisa mengajak anak untuk mencoba dan makan bersama dengan cara menjelaskan bahwa makanan baru ini tidak kalah enaknya dengan ASI yang biasa mereka dapatkan.
Saat mengenalkan makanan baru, sebaiknya kita menghindari jenis makanan tertentu untuk mencegah terjadinya alergi pada anak ke depannya, seperti: kacang, gluten, susu sapi, telur, dan lain-lain. selain itu, sebaiknya kita juga tidak memaksa anak untuk mengonsumsi makanan tertentu ketika mereka terlihat tidak menyukaiya karena hal tersebut justru membuat anak tidak menyukai jam makan.
Baca juga:
[AdSense-A]
6. Menggunakan hal yang tidak disukai anak
Banyak hal yang disarankan atau mitos yang dipercaya untuk dapat menyapuh anak dalam waktu yang singkat, contohnya saja memberi empedu ikan pada bagian sekitar payudara sehingga anak merasa pahit ketika menyusu dan menjadi tidak menyukai ketika melakukannya, atau membawa telor bebek tiap kali mau tidur yang sebenarnya tidak terlalu jelas alasannya apa.
Daripada hanya percaya pada mitos atau saran orang lain, ada baiknya kita mencari tahu sendiri hal apa yang tidak disukai oleh anak namun juga tidak menimbulkan efek traumatis. Contohnya saja kita bisa mengoleskan minyak telon pada baju karena anak tidak terlalu menyukai bau minyak telon, sehingga anak akan berpikir dua kali untuk meminta susu pada waktu tertentu.
7. Membuat peraturan
Membuat anak sepenuhnya bisa berhenti ASI memanglah tidak mudah. Sebaliknya, kita bisa membuat peraturan dengan mengurangi intensitas anak menyusu sedikit demi sedikit sampai mereka benar-benar berhenti menyusu. Misalnya saja dari 5 kali lalu menjadi 4 kali, begitu seterusnya sampai hingga satu kali sehari yang bisa dilakukan pada siang atau malam hari. Kita juga tidak boleh terlalu keras pada anak sehingga anak tidak menjadi stress.
8. Melibatkan peran ayah
Adanya peran ayah untuk membantu proses penyapihan ini sangat penting tak terkecuali untuk mendekatkan hubungan emosional antara ayah dan anak. Di sini anak juga akan belajar bahwa dia tidak harus membutuhkan susu agar bisa tidur, di mana ayah hanya bisa menemaninya melalui pelukan, membaca ceruta, atau kipas-kipas pada anak sehingga anak semakin cepat terlelap.
Baca juga:
- Wanita Berpengaruh di Indonesia
- Suku dengan Wanita Tercantik di Dunia
- Negara dengan Wanita Tercantik di Dunia
- Wanita Muslim Berpengaruh di Dunia
9. Beri reward terhadap anak
Saat kita sudah bisa berhasil mengatur jadwal menyusu pada anak, hal ini juga berarti bahwa anak sudah mau dan bisa diajak bekerja sama. Untuk membuat waktu kita semakin berharga, tidak ada salahnya kita memberi hadiah kepada anak sesekali untuk membuatnya senang bukan? Kita juga bisa menjelaskan bahwa alasan kita memberinya hadiah karena mereka pantas mendapatkannya dan sudah berbuat baik dan serta kita ingin melihat mereka menjadi lebih baik dan baik lagi. Adanya penjelasan alasan di sini membuat anak semakin termotivasi untuk mendapat reward dan tahu bahwa apa yang kita lakukan adalah bentuk kasih sayang terhadap mereka.
10. Kita sebagai role model
Seperti yang kita tahu, anak sangatlah mudah untuk mencontoh apa yang dilakukan orangtuanya, khususnya pada berbagai kebiasaan positif kita. saat menyapih anak, kita bisa mencontohkan dengan mengonsumsi minuman lainnya, seperti mengonsumsi madu, teh, atau pun air putih sambil menjelaskan jika minuman ini tidak kalah nikmatnya dengan ASI yang biasa mereka dapat. Adanya “kata” enak di sini akan membuat anak penasaran dan mencobanya sehingga perlahan mereka akan melupakan keberadaan ASI. (Baca juga: Dampak Susu Formula pada Bayi 0-6 Bulan)
11. Tetapkan satu tempat untuk menyusui
Cara lain yang bisa kita gunakan untuk menyapih anak adalah dengan menetapkan satu tempat di mana anak bisa dengan bebas menyusu, seperti di kamar tidurnya ataupun di suatu ruangan yang bagi kita nyaman. Ada baiknya juga kita mendiskusikan hal ini terlebih dahulu dengan anak sehingga anak bisa lebih cepat menerima dan menepati perjanjian yang sudah kita buat sebelumnya.
12. Hindari penggunaan kata-kata kasar
Kegiatan menyapih anak memang diperlukan kesabaran yang ekstra dan sering kali membuat kita kehilangan kesabaran dan ingin marah terhadap anak ketika mereka terus-terusan merajuk. Satu hal yang perlu kita ingat ketika mulai kehabisan kesabaran adalah menghindari kata-kata negatif seperti umpatan, makian, hardikan, ataupun bentakan dan sangat penting untuk menghindari kontak fisik atau pukulan. Sebaliknya kita bisa berkomunikasi dengan anak baik-baik walau mereka belum mampu berbicara dengan jelas.
[AdSense-C]
13. Hindari penggunaan dot
Banyak dari orangtua di luar sana yang menggantikan posisi ASI dengan memberinya dot karena anak sama-sama membutuhkan untuk mengunyah agar bisa mendapatkan apa yang mereka mau. Namun tahukah kalian jika pemakaian dot di sini justru bisa menyebabkan berbagai penyakit mulut, seperti sariawan ataupun radang mulut? Nah sebaliknya, kita bisa menggantikan pemberian ASI dengan susu dalam gelas dengan menggunakan sendok ataupun sedotan.
Baca juga:
14. Memakai baju dan cara menggendong yang berbeda
Dengan menggunakan baju dan cara menggendong yang berbeda akan membantu anak melupakan momen ketika mereka menyusu. Dalam hal ini, kita juga bisa menggunakan pakaian yang berbeda dalam tiap harinya dan menyingkirkan baju yang sering dipakai untuk menyusui. Selain itu, kita juga bisa menggunakan teknik menggendong yang berbeda, seperti mulai menggendongnya di punggung atau dengan teknik lainnya sehingga anak tidak teringat.
Nah itu tadi adalah beberapa cara menyapih anak 2 tahun yang dapat kita coba. Tentunya kita tidak perlu menggunakan semua cara ini alias bisa kita sesuaikan dengan kondisi yang paling tepat untuk anak. So, semoga berhasil ya dalam proses penyapihannya!